Wakil Ketua Umum Partai Golongan Karya (Golkar) Erwin Aksa ingin mempercepat kaderisasi di kalangan anak muda, karena kondisi kekinian di tubuh partai Pohon Beringin Rindang ini yang performanya kian menurun dan ingin mengembalikan kejayaan Golkar.
“Saya mau ceritakan apa yang menjadi temuan-temuan kita, karena saya sebagai Wakil Ketua Bidang Penggalangan Strategi, kerja saya melakukan perubahan di Golkar. Kita ingin mengembalikan Golkar bahwa Golkar adalah Golongan Karya,” ujarnya di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu.
Ia menginginkan agar partai ini kembali disukai masyarakat dan mengembalikan Golkar ke porosnya serta diisi dengan demokrasi. Sejauh ini, Golkar telah memulai melakukan percepatan kaderisasi di kalangan anak muda.
“Sudah ada mengisi pos-pos penting, baik secara organisasi, legislator dan juga eksekutif. Jadi, kita ingin mempercepat sehingga tidak melihat partai, ada yang mengatakan partai milenial, dan sekarang Golkar sudah disukai anak-anak muda,” tuturnya.
Oleh karena itu, dirinya telah banyak melakukan penelitian untuk disampaikan, baik sebelum putusan Mahkamah Konstitusi (MK) berkaitan dengan batasan umum Calon Presiden dan Wakil Presiden serta syarat lainnya maupun setelah putusan MK tersebut.
“Sehingga saya bisa melihat apa yang menjadi keresahan masyarakat dan apa yang dicari masyarakat terhadap kandidat caleg (calon legislatif) dan calon presiden. Itu semua menjadi isu yang bisa dibicarakan,” katanya.
Meski demikian, sebagai Wakil Ketua Umum di partai dan menjadi Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, tentu target optimis menang.
“Golkar menargetkan menang Pemilu, Pileg dan kita melihat ada peluang untuk itu, meskipun kita tidak punya calon presiden,” tutur Erwin bersemangat.
Untuk permasalahan yang dialami bangsa ini adalah persoalan perut, karena masyarakat, agak kesulitan mendapat sembako murah, ketersediaan lapangan pekerjaan kurang termasuk masyarakat kesulitan mendapatkan keadilan seutuhnya.
Ketua Umum BPP HIPMI periode 2008-2011 ini juga menyebut nama besar mantan Presiden ke-2 Indonesia Soeharto dengan segudang sejarah positif membesarkan Partai Golkar hingga dikenal masyarakat Bapak Pembangunan dan swasembada pangan, namun belakangan kader terkesan melupakan jasa Soeharto.
“Memang selama ini tidak ada penelitian siapa diantara presiden pendahuluan yang terbaik. Sehingga mungkin internal Golkar tidak ada yang berani, sehingga saya masuk dan menyampaikan hasil penelitian bahwa Presiden Soeharto masih yang terbaik diantara seluruh presiden yang ada di Indonesia,” ungkap dia.
Selain itu, menang Pileg maupun Pilpres, kader Golkar harus kreatif menggunakan alat peraga, mengelola media sosialnya dengan sangat baik, agar hasilnya menjadi lebih baik. Saat ini, posisi Partai Golkar berada di tengah dan kader mesti merangkul semua golongan karena menjadi partai sentris. Mengedepankan ekonomi berdasarkan ideologi Pancasila.
Sedangkan untuk target kemenangan Pileg di Sulsel, tambah Erwin, dari hasil analisis berbasis data. kekuatan Golkar di Sulsel dapat meraih 20 persen kursi hingga bisa mengusung sendiri Calon Kepala Daerah, Pilkada Gubernur Sulsel 2024.
“Kalau melihat (Pileg) provinsi, target kita bisa 20 persen, maka nantinya Golkar dapat mencalonkan sendiri kadernya untuk maju di Pilgub. Tapi hasil itu dari analisis saya dan data yang saya punya,” kata Erwin menambahkan.