Presiden Joko Widodo meminta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim untuk menjadikan seorang guru penggerak asal Sigi, Sulawesi Tengah Kuswanto sebagai kepala sekolah. Permintaan tersebut disampaikan saat Presiden berdialog dengan Kuswanto di acara Puncak Peringatan Hari Guru Nasional: “Bergerak Bersama Rayakan Merdeka Belajar” di Indonesia Arena, Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu.
Saat berdialog, Presiden menanyakan kepada Kuswanto tentang tugas guru penggerak dan Kuswanto dapat menjawabnya dengan baik. Kuswanto juga menyampaikan bahwa di daerahnya yang merupakan dataran tinggi, dia sering kesulitan mendapatkan sinyal telepon genggam hingga harus naik ke atas pohon.
Kuswanto mengungkapkan bahwa dia sering naik ke atas pohon untuk mencari jaringan sehingga dikenal sebagai “manusia pohon”. Presiden juga menanyakan kepada Kuswanto sudah berapa lama menjadi guru, dan Kuswanto menjawab bahwa dia sudah menjadi guru selama 31 tahun.
Mendengar hal tersebut, Presiden meminta Nadiem Makarim untuk menjadikan Kuswanto sebagai kepala sekolah. Jokowi juga memberikan sepeda sebagai hadiah untuk Kuswanto.
Selain itu, Presiden juga menyebutkan bahwa dia bisa menjadi Presiden karena adanya guru dan mengakui perjuangan guru honorer dengan menyebutkan jumlah yang lolos seleksi ASN PPPK. Presiden juga menyoroti tingginya tingkat stres pada guru dan mengakui bahwa guru bukan lagi sekadar seseorang yang digugu.
