Prabowo Subianto, capres nomor urut 2, mengkritik penggunaan anggaran stunting di Indonesia yang dinilai kurang efisien. Hal ini juga pernah dikeluhkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam acara ‘Trimegah Political and Economic Outlook 2024’ di Jakarta, Prabowo menyebutkan bahwa anggaran stunting sebesar Rp10 miliar kurang efektif karena sekitar Rp8 miliar digunakan untuk perjalanan dinas, rapat kerja, dan simposium. Hanya sekitar Rp2 miliar yang dipergunakan untuk membeli susu dan telur untuk anak-anak.
Untuk meningkatkan efisiensi pencegahan stunting, Prabowo dan cawapresnya, Gibran Rakabuming Raka, mendorong program makan siang dan susu gratis bagi anak-anak di sekolah. Menurut Prabowo, program ini telah dilakukan di 76 negara, termasuk negara dengan pendapatan perkapita rendah seperti Kamboja, India, dan Malaysia.
Prabowo menekankan bahwa program makan siang dan susu gratis bukanlah hal yang sia-sia, karena juga termasuk dalam bantuan sosial dan pendidikan. Ia juga menyebutkan bahwa Jokowi sebelumnya juga menginginkan anggaran stunting lebih banyak dialokasikan untuk pembelian telur, susu, ikan, daging, dan sayuran daripada untuk kegiatan rapat atau perjalanan dinas.
Dengan memfokuskan anggaran stunting pada pembelian makanan yang langsung bermanfaat bagi masyarakat, diharapkan dapat menurunkan angka stunting di Indonesia.
