Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa dirinya mulai peduli terhadap pertanian sejak aktif menjadi Tentara Republik Indonesia (TNI).
Ia menyampaikan hal tersebut saat menghadiri ‘Pembinaan Penyuluh Pertanian dan Petani serta Food Estate Partisipatif Provinsi Jawa Barat untuk Mendukung Peningkatan Produksi Padi dan Jagung Nasional’ di Sumedang, pada Selasa (30/1).
Prabowo mengingatkan para prajurit yang hadir bahwa petani memainkan peran penting pada masa perang kemerdekaan Indonesia. Petani secara tidak langsung mendukung perang melalui hasil panen agar para prajurit tetap kuat.
“TNI dan seluruh prajurit di sini, kita harus ingat tanpa petani tidak ada tentara, tanpa pangan kita tidak bisa perang. Kita membela negara dan bangsa ini karena didukung para petani di mana-mana. Waktu Indonesia melaksanakan perang kemerdekaan, tidak ada anggaran, tidak ada APBN, belum ada apa-apa, tidak ada mata uang,” ujarnya.
Prabowo juga memerintahkan seluruh batalyonnya untuk menggarap kebutuhan pertanian mereka secara mandiri saat menjabat Panglima Komando Cadangan Strategis (Pangkostrad), dengan memanfaatkan lahan kosong yang ada.
“Tidak boleh ada lahan yang tidur, tidak boleh ada lahan yang tidak ditanam karena pangan adalah hal strategis bukan barang dagangan,” ungkap Prabowo.
Bahkan setelah purnawirawan, Prabowo tetap peduli terhadap pertanian dengan memimpin Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), membina Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), dan menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Induk Koperasi Unit Desa (INKUD).
“Saya pensiun dari tentara, saya pimpin HKTI, dan sampai sekarang saya masih sebagai Dewan Pembina KTNA, saya masih di Induk Koperasi Unit Desa, itulah mengapa saya menaruh perhatian yang sangat-sangat besar dalam masalah pertanian,” imbuhnya.
“Segala masalah yang berurusan dengan produksi pangan itu masalah yang sangat strategis bagi bangsa Indonesia,” pungkasnya. (SENOPATI)