Warga diingatkan untuk tetap waspada terhadap potensi bencana gempa dan tsunami selama libur Lebaran Idulfitri 2025/1446 Hijriah. Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), tercatat bahwa bencana gempa dan tsunami sering terjadi selama musim libur hari raya seperti Lebaran Idulfitri.
Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa sejarah mencatat 13 kejadian gempa dan tsunami merusak yang terjadi selama periode hari raya dan liburan. Beberapa contoh kejadian tersebut antara lain Tsunami Ambon tahun 1674, Gempa Semarang-Jepara 1821, Tsunami Aceh 2004, dan lain sebagainya. Wilayah Indonesia sendiri dikenal sebagai kawasan rawan gempa.
Pada tahun ini, arus mudik diperkirakan akan meningkat, dengan moda transportasi darat menjadi pilihan utama para pemudik. Oleh karena itu, pemudik perlu memahami risiko gempa dan tsunami serta mendapatkan pengetahuan mitigasi yang tepat. Beberapa hal yang perlu dipahami antara lain pengenalan sebaran sesar aktif, resiko likuefaksi, kondisi jalan saat gempa, dan pentingnya aplikasi informasi gempa dan peringatan dini tsunami BMKG.
Dengan pemahaman yang lebih baik mengenai risiko bencana alam ini, diharapkan pemudik dapat lebih waspada dan mempersiapkan diri dengan baik selama perjalanan Lebaran. Upaya pengurangan risiko bencana gempa dan tsunami ini sangat penting untuk menjaga keselamatan selama libur Lebaran.