Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akan menerapkan tarif impor yang berdampak pada perang dagang global dan kenaikan harga barang elektronik. Mulai 5 April, AS akan memberlakukan tarif 10 persen untuk semua produk impor, dengan tarif tambahan yang variatif untuk 60 negara mulai 9 April. Tarif ini akan berdampak pada perusahaan yang mengimpor produk ke AS dan kemungkinan besar harga jual akan naik akibat kebijakan tersebut.
Menurut penjelasan Jason Miller, seorang profesor di bidang rantai pasok, jika sebuah laptop diimpor ke AS dengan harga $400 per unit, toko kemungkinan akan menambahkan margin kotor sekitar 30 persen. Hal ini akan membuat harga jual laptop menjadi $571, termasuk harga impor dan keuntungan bagi toko retail. China, sebagai pengekspor terbesar produk elektronik ke AS, akan terkena dampak tarif yang diberlakukan oleh Trump, dengan tarif yang lebih besar hingga 104 persen.
Kondisi ini akan menyebabkan lonjakan harga impor laptop dari $395 menjadi $795 karena aturan baru yang diterapkan. Jika perbedaan harga ini diteruskan ke konsumen, maka harga jual laptop bisa mencapai $966, yang menggambarkan kenaikan inflasi sebesar 69 persen. Dampak dari tarif yang dilakukan Trump terhadap barang elektronik akan dirasakan oleh berbagai negara, dengan fokus pada produk elektronik seperti ponsel dan laptop.
Penasihat ekonomi merekomendasikan agar konsumen membeli barang elektronik sekarang sebelum terjadi kenaikan harga lebih lanjut akibat perang dagang yang berlangsung. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada China, tetapi juga terhadap pasar global barang elektronik. Artinya, keputusan pengimpor dan konsumen dalam membeli produk elektronik akan dipengaruhi oleh kebijakan tarif yang diterapkan oleh AS.