Larangan Serat Karbon di Eropa: Dampak dan Solusinya

Serat karbon tidak akan dilarang di Eropa, seperti yang dikonfirmasi oleh Parlemen Eropa setelah revisi proposal yang sebelumnya menargetkan larangan penggunaannya pada tahun 2029. Amandemen tersebut menyertakan serat karbon dalam daftar bahan berbahaya Uni Eropa bersama dengan merkuri, timbal, dan kadmium. Namun, setelah pembaruan daftar, serat karbon tidak lagi termasuk dalam larangan.

Alasan awal mengapa serat karbon ditargetkan untuk dilarang di Eropa adalah untuk mengatur siklus akhir masa pakai kendaraan demi mengurangi risiko zat berbahaya yang dilepaskan ke lingkungan selama proses pemecahan dan pembuangan. Uni Eropa mengkhawatirkan bahwa filamen serat karbon dapat membahayakan manusia dan merusak mesin daur ulang. Meskipun kekhawatiran ini valid, manfaat serat karbon dalam industri, termasuk kontribusinya yang besar dalam produksi otomotif, telah diakui lebih besar daripada kerusakan potensialnya.

Industri otomotif sangat bergantung pada serat karbon, menyumbang hingga 20 persen dari seluruh produksi. Produsen terkenal seperti McLaren, Lamborghini, Pagani, Ferrari, dan Koenigsegg menggunakan serat karbon dalam monokok kendaraan mereka. Larangan serat karbon juga akan berdampak pada kendaraan listrik yang mengandalkan bahan tersebut untuk mengurangi berat dan meningkatkan efisiensi. Sejarah serat karbon dalam industri dimulai pada tahun 1981 dengan McLaren MP4/1 dan terus berkembang ke berbagai bagian kendaraan, mulai dari panel bodi hingga roda, untuk mengoptimalkan kinerja dan keamanan.

Source link