Peran orang tua sangat penting dalam mengarahkan perkembangan psikologis anak. Mereka menjadi panutan utama dalam membentuk kepribadian dan karakter anak. Namun, ketika orang tua bercerai, pengaruhnya sangat dirasakan oleh anak. Perceraian cenderung membuat anak merasa kehilangan, menyebabkan perubahan perilaku dan kesehatan mental yang memprihatinkan.
Anak-anak yang mengalami perceraian orang tua seringkali mengalami depresi. Mereka merasa sedih dan kecewa atas perpisahan orang tua mereka, memicu gangguan tidur dan kesulitan fokus dalam belajar. Selain itu, mereka juga merasa kesepian dan terabaikan, menyebabkan gangguan emosional yang serius.
Kecemasan berlebihan juga sering dialami oleh anak-anak yang masih belajar. Mereka jadi mudah rewel, manja, dan kerap menangis karena merindukan sosok orang tua. Selain itu, pola pikir anak juga bisa terganggu akibat perceraian, menyebabkan penurunan kemampuan belajar dan pencapaian akademik yang buruk.
Rasa paranoid juga bisa muncul pada anak-anak yang berasal dari keluarga yang bercerai. Mereka cenderung takut akan lingkungan sekitar dan kehilangan rasa percaya diri. Hal ini bisa menyebabkan kesulitan dalam bersosialisasi dan mengejar impian masa depan mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua yang bercerai untuk memahami dampaknya pada anak-anak dan memberikan dukungan serta perhatian ekstra bagi mereka.