China AI: Bersaing Sengit dengan AS dalam Perlombaan Teknologi

CEO Nvidia, Jensen Huang, menyatakan bahwa China tidak tertinggal dari Amerika Serikat dalam perlombaan teknologi kecerdasan buatan (AI). Dalam sebuah konferensi teknologi di Washington, DC, Huang mengungkapkan bahwa China mungkin sekarang berada tepat di belakang AS dalam hal perkembangan teknologi AI. Menyoroti kemajuan Huawei dalam teknologi AI, Huang menyebut perusahaan tersebut sangat luar biasa dalam bidang komputasi dan jaringan yang menjadi fondasi utama dalam pengembangan AI. Menurut Huang, China telah membuat kemajuan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Huang juga menekankan pentingnya AS untuk fokus pada regulasi AI guna memajukan teknologi tersebut.

Nvidia telah melakukan investasi besar dalam ekonomi global dengan memproduksi chip yang digunakan dalam aplikasi AI canggih. Perusahaan ini bahkan berencana untuk membangun server AI senilai hingga US$500 miliar di AS dalam empat tahun ke depan. Meskipun demikian, industri chip AS menghadapi tantangan seperti tarif dan regulasi yang dapat menghambat penjualan produk AI terkuatnya. Pemerintahan AS, baik di bawah kepemimpinan Donald Trump maupun Joe Biden, memiliki kebijakan yang memengaruhi industri chip dengan larangan pengiriman prosesor Nvidia ke China tanpa lisensi. Nvidia diperkirakan mengalami kerugian akibat pembatasan ini.

Dalam situasi ini, Huang optimis bahwa Nvidia akan dapat memproduksi produk AI-nya di AS. Dengan kerja keras dan dukungan sumber daya negara, Huang yakin produksi di dalam negeri dapat terwujud. Selain itu, Huang juga berharap AS dapat menjaga posisinya sebagai pemimpin dalam perlombaan teknologi AI global.Ini menjadikan Nvidia sebagai salah satu pionir penting dalam penggerak perkembangan teknologi AI di tingkat global.

Source link