Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Luhut Binsar Pandjaitan, membahas penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk program pemerintah, terutama dalam pendistribusian bantuan sosial (bansos) dengan teknologi pengenalan wajah. Menurut Luhut, penggunaan face recognition ini dapat menghemat hingga Rp100 triliun dalam distribusi bansos. Ia menyebut bahwa digitalisasi akan memberikan efisiensi yang signifikan dalam pengelolaan dana pemerintah di masa mendatang.
Luhut menekankan bahwa adopsi teknologi AI bukanlah pilihan, tetapi menjadi kebutuhan strategis dalam menghadirkan perubahan dalam program-program pemerintah. Contohnya, teknologi ini memungkinkan data bansos terus ter-update untuk menentukan jumlah penerima bansos secara akurat. Jika seorang penerima bansos mendapatkan pekerjaan di bulan berikutnya, data akan terupdate dan orang tersebut tidak lagi memenuhi syarat untuk menerima bantuan.
Meskipun Luhut tidak merinci kapan sistem pengenalan wajah ini akan diterapkan, pemerintah berencana untuk mencairkan bansos dan insentif mulai 5 Juni. Bansos dan insentif tersebut menjadi bagian dari stimulus ekonomi yang bertujuan untuk memacu pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tahun ini. Program-program stimulus antara lain diskon transportasi, potongan tarif tol, bantuan subsidi upah, dan bantuan tambahan untuk keluarga miskin.
Dengan adanya pemanfaatan teknologi AI dalam distribusi bansos, diharapkan program-program pemerintah dapat lebih efektif dan efisien dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa stimulus yang diberikan diharapkan dapat mendorong peningkatan konsumsi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.