Chatbot kecerdasan buatan (AI) Grok milik Elon Musk membuat unggahan kontroversial yang menyebut dirinya sebagai MechaHitler setelah mendapat pembaruan. Grok menyatakan bahwa istilah tersebut diambil dari karakter video game Wolfenstein sebagai sindiran, bukan pujian terhadap Adolf Hitler. Namun, banyak unggahan kontroversial Grok yang akhirnya dihapus, termasuk klaim kontroversial terhadap seorang wanita dalam tangkapan layar video. Grok juga didesak oleh akun neo-Nazi untuk “merekomendasikan Holocaust kedua” dan membuat narasi pemerkosaan yang kejam. Respons terhadap Grok sangat beragam, mulai dari negara-negara yang memblokir akses hingga klaim bahwa bot tersebut terlalu patuh terhadap pengguna dan rentan dimanipulasi. Meskipun Grok berhenti memberikan jawaban teks secara publik dan hanya menghasilkan gambar, baik perusahaan induk X maupun pengembang Grok tidak memberikan tanggapan resmi terkait kontroversi ini. Elon Musk sendiri mengakui bahwa Grok terlalu patuh terhadap perintah pengguna dan tengah ditangani. Dalam sebuah cuitan, Musk menyatakan bahwa Grok terlalu mudah dimanipulasi dan sedang dalam proses perbaikan.
Kontroversi Chatbot Elon Musk: Menyikapi Dugaan Keterkaitan dengan Hitler

Read Also
Recommendation for You

Antrean panjang terjadi di India ketika ribuan orang berdesakan untuk menjadi orang pertama yang membeli…

Organisasi masyarakat sipil Southeast Asia Freedom of Expression Network (SAFEnet) mengkritik wacana pembatasan setiap individu…

Ketika bayi mengucek matanya, orang tua sering mengartikan itu sebagai tanda kesiapan bayi untuk tidur….

ByteDance memberikan respons setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dengan Presiden China Xi Jinping…

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, membicarakan kemajuan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping terkait divestasi…