Ruang angkasa selalu terlihat gelap meskipun Matahari sebagai sumber cahaya bagi Tata Surya. Salah satu penyebabnya adalah fenomena paradoks Olbers, sebuah teori tentang ekspansi ruang dan waktu yang menjelaskan bahwa alam semesta berkembang lebih cepat daripada kecepatan cahaya. Hal ini membuat ruang angkasa terlihat gelap saat dilihat oleh mata manusia.
Penyebab lainnya adalah ketiadaan atmosfer di ruang angkasa yang tidak dapat menyebarkan cahaya Matahari. Cahaya Matahari merambat dalam garis lurus tanpa semburan, sehingga ruang angkasa terlihat gelap karena tidak ada partikel yang menyebarkan atau memancarkan kembali cahaya Matahari ke mata. Ketiadaan atmosfer membuat langit terlihat hitam karena manusia tidak melihat seluruh cahaya Matahari. Efek Doppler juga menjadi penyebab lainnya yang membuat ruang angkasa terlihat gelap, terutama karena bintang-bintang dan galaksi bergerak menjauh akibat ekspansi alam semesta. Cahaya yang dikeluarkan oleh objek-objek ini mengalami pergeseran menjadi inframerah, sehingga tidak dapat dideteksi oleh mata manusia.
Selain itu, paradoks Olbers juga berperan dalam membuat ruang angkasa terlihat gelap, di mana alam semesta berkembang lebih cepat daripada kecepatan cahaya. Gelombang inframerah, mikro, dan radio yang dihasilkan oleh gelombang galaksi yang meregang tidak dapat dideteksi oleh mata manusia, sehingga ruang angkasa terlihat gelap. Semua faktor ini menjelaskan mengapa ruang angkasa terlihat gelap meskipun terdapat Matahari sebagai sumber cahaya.