Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah menjalin kemitraan dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) untuk melakukan penelitian terkait satwa langka dan terancam punah di Kalimantan Timur. Kemitraan ini bertujuan untuk menghasilkan fakta ilmiah tentang satwa liar di wilayah tersebut. Selain itu, riset ini diharapkan dapat mengungkap pengetahuan baru dan rekomendasi terkait aspek ekologi hutan tropis dan satwa liar untuk mendukung konservasi alam dan pembangunan yang berkelanjutan. Lokasi kerja sama ini dipilih di Kalimantan Timur karena wilayah tersebut memiliki peran penting dalam ekosistem hutan tropis Indonesia, dengan hutan seluas 13 juta hektare yang menjadi rumah bagi berbagai flora dan fauna endemik.
Bentang Alam Wehea-Kelay di Kalimantan Timur merupakan habitat orangutan liar dan berbagai jenis mamalia, burung, dan herpetofauna lainnya. Kemitraan ini melibatkan berbagai pihak seperti pemerintah, dunia usaha, masyarakat, dan lembaga penelitian untuk mengelola kolaboratif Bentang Alam Wehea-Kelay. Model pengelolaan habitat satwa liar di lokasi ini jadi kunci dalam menjaga populasi orangutan dan keberlangsungan kehidupan fauna lainnya. Kerja sama ini bertujuan untuk meneliti bioekologi dan kualitas habitat satwa liar, serta menggunakan teknologi terkini seperti kamera jebak dan bioakustik.
YKAN dan BRIN berharap bahwa kolaborasi tersebut dapat menghasilkan hasil riset yang bermanfaat bagi konservasi alam dan pengembangan ilmu pengetahuan. Program-program riset ini akan menghormati nilai dan budaya lokal, serta membantu menjaga hutan Kalimantan dan keanekaragaman hayati di dalamnya. Kolaborasi ini direncanakan akan berlangsung selama lima tahun hingga 2030 sebagai upaya menguatkan riset konservasi dan perlindungan satwa liar di Kalimantan Timur.