General Motors merencanakan untuk melanjutkan pengembangan baterai kendaraan listrik berbiaya rendah di Amerika Serikat guna bersaing dengan Cina dalam hal ini. Perusahaan ini berharap bahwa pengembangan jenis kimia baterai terbaru mereka, yang dikenal sebagai lithium mangan-rich (LMR), dapat melampaui baterai lithium-iron-fosfat yang lebih murah, untuk meningkatkan efisiensi biaya.
Meskipun laba produsen mobil ini turun 32% pada kuartal kedua terutama karena tarif Trump, GM optimis akan penghematan biaya dari produksi baterai EV lokal di masa depan. CEO Mary Barra menyebutkan bahwa dengan pengurangan kandungan nikel dan kobalt dalam baterai truk besar, potensi penghematan dari baterai LMR mungkin lebih besar dibandingkan LFP pada harga logam saat ini.
Baterai LMR menggunakan proporsi mangan yang lebih tinggi, sumber daya yang lebih murah dan berlimpah dibandingkan nikel dan kobalt. Dengan rantai pasokan yang dapat dipisahkan dari Cina, GM dan Ford tengah berupaya untuk membuat baterai EV yang lebih terjangkau di masa depan, tanpa tergantung pada pasokan dari negara musuh.
GM berencana untuk memproduksi sel LMR dengan mitra usaha LG Energy Solution pada tahun 2027, yang akan dipasang pada truk dan SUV besar pada tahun 2028. Baterai ini diharapkan dapat memberikan jarak tempuh lebih dari 400 mil, menawarkan alternatif yang lebih murah dan efisien daripada baterai LFP yang sekarang dominan di pasar Cina. Kemajuan ini diharapkan dapat memberikan penghematan biaya yang signifikan bagi konsumen dan produsen mobil.