Penyebab Banjir Besar di Beijing dan Dampaknya

Beijing, ibu kota China, mengalami banjir besar setelah diguyur hujan ekstrem selama kurang dari seminggu. Badai ini menyebabkan 30 orang tewas dan memaksa lebih dari 80.000 orang untuk mengungsi. Banyak jalan rusak dan aliran listrik serta komunikasi terputus di lebih dari 130 desa akibat bencana ini. Beberapa layanan transportasi, seperti penerbangan dan kereta api, terhenti saat badai mencapai puncak pada Senin malam. Daerah pegunungan utara Beijing, dekat Tembok Besar, merupakan wilayah dengan curah hujan tertinggi, dengan sebagian besar korban tewas tercatat di distrik Miyun. Hujan deras dimulai dari 23 Juli dan mencapai puncaknya pada Senin, terutama di daerah sekitar Beijing. Faktanya, Miyun mengalami curah hujan mencapai 573,5 mm, melebihi rata-rata curah hujan tahunan di kota tersebut. Topografi wilayah yang berupa pegunungan di sebelah barat dan utara menciptakan situasi di mana udara lembab “terjebak” dan naik ke atas, memperkuat banjir. Beberapa ilmuwan bahkan mengaitkan peningkatan curah hujan di wilayah utara China dengan pemanasan global. Pada musim panas 2023, banjir serupa terjadi di Beijing, menewaskan sedikitnya 33 orang. Hujan lebat di provinsi tetangga, Hebei, bahkan melebihi 1.000 mm dalam dua hari, dua kali lipat dari rata-rata tahunan mereka.

Source link