Honda: Alasan Mobil Listrik Bukan Fokus Kami

Honda telah memangkas ambisinya terkait mobil listrik. Pada tahun lalu, perusahaan tersebut mengurangi alokasi untuk elektrifikasi setelah semula mengalokasikan 10 triliun yen. Meskipun Honda awalnya menargetkan 30 persen penjualan mobil listrik murni pada akhir dekade ini, target tersebut kini tidak berlaku. Perusahaan menegaskan bahwa mobil listrik bukanlah satu-satunya solusi untuk mencapai netralitas karbon. Meskipun tetap berkomitmen untuk mencapainya pada tahun 2050, Honda menyatakan bahwa kendaraan berbahan bakar selain listrik baterai juga akan digunakan dalam upaya mencapai tujuan tersebut.

Meskipun Clarity telah dihentikan, Honda tidak meninggalkan hidrogen. CR-V e:FCEV adalah contoh kendaraan sel bahan bakar dengan fungsi ganda, yang juga dapat berperan sebagai hibrida plug-in. Toyota, Hyundai, dan BMW juga tetap menunjukkan komitmen pada teknologi hidrogen. Di sisi lain, Stellantis telah menghentikan semua upaya dalam hidrogen, menyebutnya sebagai “segmen khusus”.

Toyota, bersama dengan mitra domestik Mazda dan Subaru, melihat kesempatan untuk keragaman powertrain yang lebih luas. Mereka mengembangkan mesin netral karbon yang dapat menggunakan hidrogen cair, bahan bakar nabati, dan bahan bakar sintetis sebagai alternatif untuk mobil listrik baterai. Namun, kendala utama yang dihadapi adalah infrastruktur pengisian bahan bakar yang sangat terbelakang.

Meskipun demikian, perkembangan mobil listrik terus menunjukkan peningkatan signifikan. Badan Energi Internasional melaporkan bahwa penjualan mobil listrik konvensional telah mencapai lebih dari 20 persen secara global pada tahun 2024. Dengan China dan Eropa memimpin permintaan, mobil listrik terus menunjukkan tren peningkatan yang signifikan. Meskipun beberapa merek seperti Honda mengalihkan fokusnya dari mobil listrik, pasar masih menunjukkan pertumbuhan yang kuat dalam adopsi mobil listrik.

Source link