Penyebab Hujan Bulan Agustus: BMKG Bongkar Pemicunya

Pada awal Agustus, sejumlah wilayah di Indonesia terus diguyur hujan meskipun seharusnya memasuki puncak musim kemarau. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat bahwa hujan dengan intensitas ekstrem terjadi di beberapa provinsi, seperti Bengkulu, Maluku, Sumatera Barat, dan Jawa Barat. Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, kondisi ini sesuai dengan prakiraan BMKG tentang peningkatan curah hujan di awal bulan.

Faktor-faktor atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang atmosfer, pengaruh siklon tropis, sirkulasi siklonik, dan arah angin di sekitar Indonesia menjadi penyebab utama dari curah hujan yang tinggi. Selain itu, Indeks Dipole Mode yang bernilai negatif juga ikut berperan dalam aliran massa udara dari Samudra Hindia ke Indonesia. Analisis BMKG menunjukkan bahwa potensi hujan lebat disertai kilat/petir dan angin kencang akan berlangsung pada 11-13 Agustus di sebagian besar wilayah Indonesia.

Meskipun seharusnya Agustus menjadi puncak musim kemarau, kondisi hujan yang terus mengguyur disebut sebagai kemarau basah, di mana curah hujan tetap terjadi meski pada musim kemarau. BMKG memprediksi bahwa kondisi ini akan berlanjut hingga musim hujan tiba. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyebutkan bahwa anomali cuaca yang terjadi sejak Mei dipengaruhi oleh melemahnya Monsun Australia dan suhu muka laut yang hangat di selatan Indonesia. Hal ini membuat curah hujan di beberapa wilayah Indonesia tetap tinggi hingga Oktober mendatang.

Source link