Daerah Jawa Barat memiliki sejumlah sesar yang masih aktif dan berpotensi menyebabkan gempa bumi. Beberapa peristiwa gempa baru-baru ini mengguncang wilayah Jawa Barat, mulai dari Bandung Barat akibat aktivitas Sesar Lembang hingga Kabupaten Karawang yang dipicu oleh Sesar Naik Busur Belakang Jawa Barat.
Sesar Lembang, salah satu dari 81 sesar aktif di Indonesia, terletak di sebelah utara kota Bandung. Sesar ini memiliki patahan sepanjang 29 kilometer yang masih bergerak, dengan kecepatan pergerakan mencapai 6 milimeter per tahun. Wilayah sesar Lembang membentang dari Kecamatan Padalarang di barat hingga Kecamatan Cilengkrang di timur, dengan karakteristik yang berbeda di setiap sisi.
Di sisi timur, Sesar Lembang memiliki struktur mencuat dengan kecuraman hingga 40 derajat, mirip dengan dinding raksasa yang menjadi daya tarik wisata kota Bandung. Sementara itu, Sesar Naik Busur Belakang Jawa Barat adalah sumber dari gempa yang terjadi di Kabupaten Karawang, dengan kekuatan gempa mencapai magnitudo 4,7. Beberapa segmen termasuk dalam Sesar Naik Busur Belakang Jawa Barat, seperti Segmen Baribis dan Segmen Ciremai.
Selain itu, Sesar Citarik juga merupakan sesar aktif yang memanjang dari Teluk Palabuhanratu hingga Bekasi. Sesar ini telah terbentuk sejak zaman Miosen Tengah dan masih aktif hingga saat ini. Wilayah-wilayah seperti Jakarta, Bogor, dan Bekasi, serta kawasan wisata Palabuhanratu, berada di sepanjang sesar Citarik yang bergerak aktif.
Di tahun 2024, BMKG mengidentifikasi adanya sesar baru yang menjadi penyebab gempa di Sumedang. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menjelaskan bahwa wilayah Sumedang rawan gempa dengan sumber gempa berasal dari zona tumbukan lempeng Indo-Australia dan Eurasia di Samudera Hindia. Selain sesar tersebut, masih ada sejumlah sesar aktif lainnya yang belum terpetakan di Jawa Barat.