Bos Mercedes Mendorong Pembatalan Larangan Mesin Bensin di Eropa

Beberapa minggu setelah CEO Mercedes secara terbuka memberikan prediksi tentang arah industri mobil Eropa, Ola Källenius menyatakan perlunya “pemeriksaan realitas” di Uni Eropa untuk mencegah kemungkinan kehancuran di masa depan. Larangan penjualan mobil baru dengan mesin pembakaran yang akan diberlakukan pada tahun 2035 menjadi perhatian utama dalam pernyataan Källenius. Sebagai Presiden Asosiasi Produsen Mobil Eropa (ACEA), Källenius notabene juga pimpinan Mercedes, mendesak Presiden Komisi Eropa untuk mengambil tindakan terkait larangan tersebut. Dalam surat terbuka kepada Ursula von der Leyen, Källenius menyatakan bahwa perubahan dramatis di dunia sejak pengumuman larangan tersebut beberapa tahun lalu menuntut penyesuaian. Eksekutif Swedia ini menilai bahwa proses dekarbonisasi tidak bisa semata-mata berlandaskan larangan pada mobil bensin baru, khususnya mengingat target yang keras terkait emisi CO2. Diskusi mengenai pelarangan dan penundaannya akan diadakan pada pertemuan Dialog Strategis pada tanggal 12 September mendatang. Meskipun ACEA bertekad mencapai netralitas karbon pada tahun 2050, menghilangkan mesin pembakaran sejak tahun 2035 dinilai terlalu prematur. Tidak semua pengusaha mobil setuju dengan pandangan ACEA, seperti Kia yang menyatakan kontras terhadap hal tersebut. Marc Hedrich, manajer Kia di Eropa, bahkan menyebut mencabut larangan tersebut akan membuang-buang uang. Meskipun demikian, Kia sendiri, yang merupakan anggota Hyundai yang juga merupakan anggota ACEA, tengah bersiap menghadapi transformasi untuk fokus pada mobil listrik. Larangan Uni Eropa terhadap mobil bensin mulai 2035 menciptakan tantangan besar bagi produsen mobil global secara keseluruhan, mengubah strategi penjualan atau menghentikan sebagian model yang bergantung pada bahan bakar gas.

Source link