Generasi muda dari Gen Z semakin tertarik untuk menjalani karier sebagai freelancer daripada bekerja secara tradisional di kantor. Tren ini tidak terjadi begitu saja, melainkan didorong oleh beberapa alasan fundamental yang berkaitan dengan gaya hidup, fleksibilitas, dan preferensi dalam mengelola waktu dan karier. Menurut survei global pada Februari 2024, sekitar 70 persen Gen Z aktif sebagai freelancer atau berencana untuk menjadi freelancer di masa depan. Data juga menunjukkan bahwa lebih dari separuh Gen Z yang bekerja sebagai freelancer melakukannya selama 40 jam atau lebih per minggu.
Salah satu faktor yang mendorong tren ini adalah kebutuhan akan fleksibilitas dalam mengatur waktu dan lokasi kerja. Gen Z menghargai kebebasan untuk bekerja kapan saja dan di mana saja sesuai dengan preferensi pribadi mereka. Selain itu, cita-cita akan keseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi juga menjadi pertimbangan penting. Bekerja sebagai freelancer memberikan pengaturan waktu yang lebih mendukung keseimbangan hidup dan kesehatan mental dibandingkan dengan tekanan kerja kantor.
Generasi Z juga merasa terdorong oleh keinginan untuk mengekspresikan diri dan memiliki otonomi dalam karier mereka. Bekerja sebagai freelancer memberi mereka kesempatan untuk mengekspresikan kreativitas, memilih proyek yang sesuai dengan passion, dan membangun portofolio secara mandiri. Selain itu, mereka juga terbiasa dengan teknologi dan mampu memanfaatkannya dengan baik dalam pekerjaan mereka.
Meskipun banyak manfaat yang ditawarkan oleh karier sebagai freelancer, ada beberapa tantangan yang juga dihadapi oleh Gen Z. Beberapa di antaranya merasa kesepian karena kurangnya interaksi sosial ketika bekerja dari rumah. Selain itu, stabilitas penghasilan dan manfaat seperti jaminan kesehatan masih menjadi kekhawatiran bagi sebagian orang.
Meskipun demikian, banyak dari Gen Z memilih menjadi freelancer karena mereka mengejar fleksibilitas, kesehatan mental, kebebasan kreatif, dan kontrol atas karier mereka sendiri. Meskipun ada tantangan seperti isolasi dan ketidakpastian pendapatan, keuntungan dan keseimbangan yang mereka raih dari bekerja secara mandiri jauh lebih menarik daripada struktur kerja kantor konvensional.