Pakar Bicara: Sensitivitas Soal China

Kecerdasan buatan Chatbot DeepSeek dari China telah menarik perhatian sejak beberapa waktu terakhir karena dampaknya yang signifikan di ranah teknologi. Kehadirannya bahkan berpengaruh pada penurunan nilai saham perusahaan Nvidia hingga mencapai US$600 miliar. Chatbot ini, khususnya platform DeepSeek R1, berhasil mengungguli saingan terkenal seperti ChatGPT OpenAI dan Gemini di pasaran chatbot AI.

Munculnya DeepSeek memunculkan sensasi baru di pasar chatbot kecerdasan buatan. Aplikasi ini menjadi salah satu aplikasi AI gratis paling populer di Amerika Serikat melalui Apple Store. Namun, kini popularitasnya menghadapi tantangan akibat keengganan DeepSeek dalam menjawab pertanyaan sensitif terkait China. Beberapa eksperimen pengguna menunjukkan bahwa chatbot ini bersikap enggan ketika diajukan pertanyaan terkait peristiwa Pembantaian di Lapangan Tiananmen pada tahun 1989.

Penggunaan DeepSeek yang menolak menjawab pertanyaan sensitif terkait China menimbulkan kekhawatiran terhadap kebebasan berbicara dan pembentukan opini publik global. Respons yang berbeda dari chatbot lainnya seperti ChatGPT dan Meta AI juga menyoroti pentingnya siapa yang mengendalikan narasi mengenai isu-isu global dan sejarah. Hal ini menunjukkan peran teknologi dalam membentuk opini publik dan narasi global.

Selain itu, perusahaan analisis informasi NewsGuard menyimpulkan bahwa DeepSeek gagal memberikan informasi yang akurat sebanyak 83 persen, menempatkannya di peringkat terbawah dibandingkan dengan pesaing Baratnya. Hal ini menunjukkan potensi konsekuensi buruk dari dominasi AI global dari perusahaan China. Sejumlah analis mengkhawatirkan bahwa pengaruh DeepSeek dapat membahayakan kebebasan berbicara dan pemikiran bebas global.

Keberhasilan AI dari China ini dapat membawa konsekuensi yang signifikan dalam menentukan narasi global dan kontrol atas informasi yang dipaparkan kepada publik. Dalam konteks China, kehadiran Partai Komunis yang berkuasa menciptakan otoritas tertinggi atas informasi yang didistribusikan, termasuk dalam teknologi AI seperti DeepSeek. Platform ini diharapkan dapat mematuhi aturan tangan besi pemerintah China untuk menjaga kontrol atas media dan informasi.