Berita tentang Prabowo subianto yang humanis, tegas dan berani

Kadispenau Berharap Proses Evakuasi Pesawat Super Tucano Selesai dalam Sepekan

Kadispenau Berharap Proses Evakuasi Pesawat Super Tucano Selesai dalam Sepekan

Jakarta (ANTARA) – Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati mengatakan bahwa evakuasi badan dua pesawat tempur EMB-314 Super Tucano diharapkan terangkut semuanya dalam waktu seminggu ke depan.

Dia menyebutkan bahwa proses evakuasi bangkai pesawat masih berlangsung, tetapi terhambat oleh cuaca buruk dan lokasi jatuhnya pesawat di ketinggian, yaitu sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Pada saat memberikan informasi terbaru mengenai evakuasi pesawat di Malang, Jawa Timur, Minggu, Agung menyebut tim dari TNI AU tidak menggunakan helikopter untuk evakuasi karena faktor lokasi dan cuaca.

“Pesawat dipotong-potong beberapa bagian agar mudah diangkut melalui jalan darat, karena jalan udara dengan helikopter tidak menjadi opsi,” kata Kadispenau.

Meskipun demikian, Agung memperkirakan proses angkut bangkai pesawat dari lokasi jatuhnya di lereng Gunung Bromo, Pasuruan, Jawa Timur, menuju Pangkalan Udara (Lanud) Abdulrachman Saleh rampung dalam waktu sepekan ke depan.

“Diharapkan, dalam waktu seminggu ke depan sudah bisa diangkut seluruhnya,” ucap dia.

Lokasi jatuhnya dua pesawat tempur TNI AU itu berada di kawasan Taman Nasional Gunung Bromo, Tengger, Semeru, yang medannya terjal serta berbukit. Tim investigasi dari Pusat Kelaikan dan Keselamatan Terbang Kerja TNI AU (Puslaiklambangjaau) bersama Skadron Teknik (Skatek) Lanud Abdulrachman Saleh berhasil tiba lokasi pada Jumat (17/11).

Di tempat jatuhnya dua pesawat, yang berada di dua lokasi berbeda, tim investigasi telah mengamankan data-data, serta perangkat VDR/NCDC (video data recorder/network centric data cartridge) dari dua pesawat tersebut.

Perangkat-perangkat itu yang menyimpan data-data teknis pesawat sekaligus rekaman video sekitar pesawat saat terbang.

Akan tetapi, Agung menjelaskan tim investigasi membutuhkan waktu untuk mendapatkan data lengkap dari perangkat yang memuat data teknis pesawat (flight data recorder).

“Pesawat tempur EMB-314 Super Tucano TNI AU dibuat oleh Embraer Brazil yang jenisnya termasuk pesawat latih lanjut berkemampuan COIN (counter-insurgency) atau pesawat anti-perang gerilya.

Dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU jatuh di lereng Gunung Bromo, kawasan Taman Nasional Gunung Bromo, Tengger, Semeru, di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, Kamis (16/11), saat mereka menjalani sesi profisiensi latihan formasi bersama dua pesawat tempur Super Tucano lainnya.

Empat pesawat itu lepas landas dari Pangkalan Udara Abdulrachman Saleh pada pukul 10.51 WIB dalam keadaan baik.

Namun pada 11.18 WIB dua pesawat yang nomor registrasinya masing-masing TT-3111 dan TT-3103 hilang kontak.

Dua pesawat yang jatuh itu mengangkut empat kru, yang seluruhnya gugur dalam tugas.

Letkol Pnb Sandhra “Chevron” Gunawan (Komandan Skadron Udara 21) saat itu bertugas menerbangkan pesawat dengan nomor registrasi TT-3111, dan di kursi penumpang ada Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya (Kepala Dinas Personel Lanud Abdulrachman Saleh).

Setelah itu, pesawat dengan nomor registrasi TT-3103 diterbangkan oleh Mayor Pnb Yuda A. Seta (Kepala Ruang Operasi Lanud Abdulrachman Saleh) dan di kursi penumpang ada Kolonel Pnb Subhan (Danwing Udara 2 Lanud Abdulrachman Saleh).

Seluruh awak penumpang gugur dalam tugas, dan jasad mereka berhasil ditemukan, Kamis.

Prosesi pemakaman terhadap para prajurit AU itu berlangsung pada hari Jumat (17/11). Para prajurit itu menerima kenaikan pangkat satu tingkat (anumerta), dimakamkan di Malang dan Madiun.

Tiga prajurit yang dimakamkan di TMP Suropati, Malang, Jawa Timur, Jumat, ialah Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Subhan, Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Widiono Hadiwijaya dan Kolonel Penerbang (Anumerta) Sandhra Gunawan.

Sementara Letkol Pnb (Anumerta) Yuda A. Seta dimakamkan di TMP Madiun, Jawa Timur, Jumat.

Pewarta: Genta Tenri Mawangi
Editor: Chandra Hamdani Noor
HAK CIPTA © ANTARA 2023

Exit mobile version