Berita tentang Prabowo subianto yang humanis, tegas dan berani

KPU: Tak hanya satu partai, ketidakakuratan data juga terjadi

KPU: Tak hanya satu partai, ketidakakuratan data juga terjadi

Anggota KPU RI, Idham Holik, mengakui bahwa ketidakakuratan data yang menyebabkan perbedaan jumlah suara antara Sirekap dan Formulir Model C1-Plano atau catatan hasil penghitungan suara Pemilu 2024 tidak hanya terjadi pada satu partai saja. Hal ini disampaikan Idham sebagai respons KPU terhadap pertanyaan tentang penggelembungan suara yang dilakukan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Idham menjelaskan bahwa ketidakakuratan data tersebut biasanya terjadi pada berbagai partai politik, bukan hanya satu partai saja. Proses pemeriksaan hasil perolehan suara dalam Sirekap tidak hanya dilakukan untuk satu partai politik peserta pemilu. Idham menekankan bahwa Sirekap bukanlah penentu hasil resmi perolehan suara, melainkan hasil resmi tersebut diperoleh dari rekapitulasi yang dilakukan secara berjenjang oleh PPK, KPU Kabupaten/Kota, KPU Provinsi, dan KPU RI.

Meskipun demikian, Idham tidak dapat memberikan nama-nama partai yang terlibat dalam ketidakakuratan data karena berkaitan dengan masalah etika. Hasil suara PSI dalam Pemilu 2024 secara tiba-tiba melonjak drastis selama proses rekapitulasi.

Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, menganggap penambahan suara yang terjadi saat KPU melakukan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu 2024 adalah hal yang wajar. Dia menegaskan pentingnya tidak bersikap tendensius terhadap penambahan suara PSI dan mengingatkan agar tidak menggiring opini negatif terkait hal tersebut.

Grace Natalie menyatakan optimisme bahwa PSI dapat mencapai ambang batas parlemen. Dengan masih adanya lebih dari 70 juta suara yang belum dihitung dan sebagian besar berada di basis pendukung Jokowi, PSI memiliki potensi dukungan yang kuat untuk mencapai ambang batas tersebut.

Artikel ini disusun oleh Narda Margaretha Sinambela dan disunting oleh Chandra Hamdani Noor.

Exit mobile version