Berita tentang Prabowo subianto yang humanis, tegas dan berani

Istri Gus Dur yang sudah meninggal berbuka puasa di Gereja Santa Maria Wates DIY

Istri Gus Dur yang sudah meninggal berbuka puasa di Gereja Santa Maria Wates DIY

Kulon Progo (ANTARA) – Istri Presiden keempat Indonesia KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah berbuka puasa bersama umat lintas agama, difabel, dan kaum marjinal di Kompleks Gereja Santa Maria Bunda Penasihat Baik Wates, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sinta Nuriyah bertanya tentang makna puasa di Kulon Progo. Dia mengajukan pertanyaan apakah puasa hanya untuk menunaikan kewajiban tahunan atau usaha bagi Allah SWT, atau apakah Ramadhan datang dan puasa berarti menahan rasa lapar dan dahaga dari pagi hingga matahari terbenam.

Menurut Sinta Nuriyah, puasa yang hanya untuk menunaikan kewajiban akan memunculkan keserakahan dan kezaliman, serta perilaku yang tidak pantas. Oleh karena itu, dia menekankan agar tidak hanya melakukan puasa secara formalistik, tetapi puasa yang dapat mengubah seseorang menjadi pribadi yang lebih baik.

Sinta Nuriyah menyatakan kebahagiannya berbuka puasa di Gereja Santa Maria Bunda Penasihat Baik Wates, yang menurutnya merepresentasikan keberagaman suku dan agama di Indonesia. Dia juga mengajak masyarakat Indonesia untuk menjaga kerukunan dan toleransi antarumat beragama.

Pastor Gereja Paroki Santa Maria Bunda Penasihat Baik Wates, Romo Aloysius Budi Purnomo menjelaskan bahwa acara tersebut adalah kolaborasi antara gereja dan program Safari Ramadan yang diinisiasi oleh istri almarhum Gus Dur. Acara tersebut merupakan upaya membangun kerjasama tanpa diskriminasi agama atau kepercayaan.

Acara tersebut juga dianggap sebagai momentum untuk menghargai kemanusiaan, kerukunan, persaudaraan, dan semangat kebangsaan tanpa diskriminasi.