Asal Usul Cap Go Meh dan Tradisi Meriah Indonesia

Cap Go Meh adalah perayaan yang ditandai oleh hari ke-15 dalam kalender Lunar, menandai puncak dari rangkaian Tahun Baru Imlek. Perayaan ini berasal dari Tiongkok kuno dan telah diwariskan turun-temurun selama berabad-abad sebagai simbol kebersamaan, harapan, dan doa untuk tahun yang lebih baik. Pada tahun 2025, Cap Go Meh jatuh pada 12 Februari, dirayakan dengan penuh semarak di berbagai negara dengan berbagai pertunjukan seperti barongsai, tarian naga, serta festival lampion yang menerangi malam dengan warna-warni yang indah.

Asal usul Cap Go Meh bermakna sebagai “malam ke-15” dalam bahasa Hokkien, merujuk pada bulan purnama pertama dalam tahun baru Tionghoa. Tradisi ini memiliki arti mendalam sebagai simbol harapan, keberuntungan, dan doa untuk kehidupan yang lebih baik. Festival ini juga dikenal dengan sebutan Yuan Xiao Jie atau Shang Yuan Jie dalam bahasa Mandarin, yang berarti Festival Lentera. Cap Go Meh terus dirayakan dengan berbagai acara meriah seperti festival lampion, pertunjukan barongsai, serta menikmati hidangan khas bersama keluarga.

Di Indonesia, Cap Go Meh memiliki berbagai tradisi khas yang menjadi daya tarik. Antara lain, kirab budaya dan arak-arakan Toapekong, pesta kuliner khas Cap Go Meh dengan hidangan seperti Lontong Cap Go Meh dan tangyuan, ritual Tatung di Singkawang, pertunjukan Barongsai dan Liong, hingga tradisi Ci Suak di Semarang. Semua tradisi tersebut menghiasi perayaan Cap Go Meh di Indonesia dengan warna-warni kebudayaan dan kearifan lokal yang memikat hati banyak orang.

Exit mobile version