Elon Musk Bantah Minat Beli TikTok: Analisis Mendalam

Elon Musk, orang terkaya di dunia dan penasihat utama Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, menegaskan bahwa ia tidak tertarik untuk mengakuisisi operasi platform berbagi video pendek TikTok di Amerika Serikat. Meskipun TikTok menghadapi tekanan hukum di AS terkait keamanan nasional, Musk menegaskan bahwa ia belum mengajukan tawaran untuk TikTok dan tidak memiliki rencana untuk mengakuisisi platform tersebut. Trump sempat menyatakan bahwa dia akan terbuka bagi Musk untuk membeli TikTok, namun Musk menyatakan bahwa dia tidak tertarik karena tidak begitu mengenal platform tersebut dan memilih fokus pada kepemilikan Twitter.

Sebagai pemilik Twitter yang mengubah namanya menjadi X dengan nilai US$44 miliar, Musk menegaskan bahwa tujuannya adalah melindungi “kebebasan berbicara”. Namun, pengamat hak asasi manusia telah memperingatkan lonjakan ujaran kebencian dan disinformasi di platform tersebut sejak Musk mengambil alih kepemilikan. Musk juga dikenal sebagai pendukung utama keuangan Trump dan memiliki inisiatif Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) yang bertujuan untuk reformasi dan pemecatan anggota staf pemerintah yang tidak sejalan dengan agenda politik Trump.

Musk juga menyoroti inisiatif Keberagaman, Kesetaraan, dan Inklusi (DEI) yang menurutnya adalah bentuk rasisme yang baru. Meskipun dia menentang rasisme dan seksisme, Musk telah berada di tengah kontroversi terkait perang Trump terhadap inisiatif DEI di birokrasi federal. Di Jerman, Musk juga mendukung partai anti-imigrasi sayap kanan AfD, yang memunculkan polemik terkait sejarah Nazi di negara tersebut. Dengan pandangan dan komentar terbuka ini, Musk terus menjadi figur yang kontroversial dan berpengaruh dalam ranah teknologi dan politik.

Exit mobile version