Asteroid Bennu: Potensi Tabrak Bumi dan Dampaknya

Ilmuwan telah melakukan simulasi potensi asteroid Bennu menabrak Bumi pada tahun 2182. Dampaknya diproyeksikan akan menciptakan musim dingin tiba-tiba akibat jutaan metrik debu yang menutupi atmosfer. Meskipun Bumi sudah lama tidak ditabrak asteroid besar, namun ruang angkasa masih penuh dengan bebatuan yang berpeluang untuk bertabrakan dengan planet kita, seperti asteroid Bennu.

Para ilmuwan memperkirakan kemungkinan tabrakan asteroid Bennu dengan Bumi dalam 157 tahun ke depan, tepatnya bulan September 2182. Meskipun peluangnya kecil, yaitu 1 banding 2.700, dampaknya tetap dapat mengganggu keadaan iklim dan atmosfer Bumi secara signifikan. Sebagai persiapan menghadapi skenario terburuk, para ilmuwan iklim di Korea Selatan telah membuat model simulasi untuk mengantisipasi efek dari tabrakan asteroid tersebut.

Simulasi yang dilakukan menunjukkan bahwa Bennu, meskipun berukuran lebih kecil daripada asteroid Chicxulub yang berperan dalam kepunahan dinosaurus 66 juta tahun yang lalu, tetap dapat menyebabkan gangguan yang serius. Diperkirakan bahwa tabrakan menyuntikkan hingga 400 juta ton debu ke dalam stratosfer, yang akan memengaruhi iklim global secara drastis. Temperatur rata-rata global diproyeksikan turun hingga 4 derajat Celcius, dengan penurunan signifikan dalam curah hujan global.

Selain itu, simulasi tersebut juga menunjukkan bahwa tabrakan Bennu dapat berdampak negatif pada fotosintesis global, mengakibatkan penurunan produksi tanaman secara signifikan. Meskipun ada dampak negatif yang cukup serius, simulasi tersebut juga menunjukkan bahwa ganggang yang hidup di perairan mungkin akan tumbuh lebih subur setelah tabrakan, karena nutrisi yang terbawa oleh debu asteroid.

Meskipun dampak dari tabrakan Bennu dengan Bumi dapat mengganggu kehidupan di planet ini dalam jangka pendek, manusia secara keseluruhan kemungkinan besar akan dapat bertahan. Sejarah mengungkapkan bahwa tabrakan asteroid berukuran sedang dengan Bumi terjadi setiap 100 hingga 200 ribu tahun sekali. Namun, hal ini tetap mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bencana alam yang mungkin terjadi di masa depan.

Exit mobile version