Menkomdigi Dorong Kebijakan AI untuk Negara Berkembang

Menteri Komunikasi dan Digital, Meutya Hafid, mendukung kebijakan kecerdasan buatan (AI) global berdasarkan prinsip inklusivitas, dengan memperhatikan kepentingan negara berkembang. Dia menegaskan komitmen Indonesia untuk menciptakan tata kelola AI yang inklusif dan seimbang, serta menjalankan peran strategis dalam menjembatani kepentingan negara berkembang dan maju dalam kebijakan AI global. Meutya menyatakan bahwa tata kelola AI harus berasaskan keadilan, inklusivitas, dan keamanan, serta memastikan bahwa kebijakan AI global memperhitungkan realitas negara berkembang seperti Indonesia. Pernyataan tersebut disampaikan dalam Ministerial Meeting of GPAI Members and Interested Countries di Paris, dihadiri oleh berbagai kepala negara dan menteri dari negara-negara OECD dan mitranya. Indonesia juga mendukung upaya memperkuat koordinasi internasional dalam pengembangan AI yang berorientasi pada kepentingan publik dan kesejahteraan sosial. Meutya menegaskan bahwa AI adalah kekuatan transformatif dalam ekonomi global, dan Indonesia akan berperan aktif dalam diskusi kebijakan global untuk memastikan keberlangsungan AI yang aman, etis, dan inklusif bagi semua. Meutya bertandang ke Paris sebagai perwakilan Presiden Prabowo Subianto untuk menghadiri Artificial Intelligence Action Summit yang merupakan forum internasional untuk membahas perkembangan dan tata kelola AI di tingkat global. Kegiatan ini disebut sebagai lanjutan dari AI Safety Summit di Inggris dan AI Seoul Summit di Korea Selatan.

Exit mobile version