Banjir parah di Jabodetabek pada 2020 memiliki dinamika atmosfer yang berbeda dengan banjir yang terjadi saat ini, menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Pada tahun 2020, banjir disebabkan oleh fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) dan seruakan dingin dari dataran tinggi Asia. Selain MJO, kali ini ada pengaruh gelombang atmosfer dan kondisi lokal yang memengaruhi banjir.
Pada Januari 2020, ratusan wilayah Jakarta tergenang hingga 350 cm akibat curah hujan ekstrem mencapai 377 mm/hari. Sebanyak 390 RW di 151 kelurahan terendam banjir dengan durasi empat hari, dan 83.406 orang terdampak. DKI mencatat 36.445 warga mengungsi dan 19 orang meninggal selama banjir.
BMKG mendeteksi kumpulan awan Cumulonimbus bergerak dari Jawa Barat hingga Jakarta dan Sumatera bagian selatan. Prediksi cuaca ekstrem juga berlaku untuk wilayah Jabodetabek dalam waktu sepekan ke depan. BMKG akan terus memperbarui informasi dan peringatan dini cuaca ekstrem.