Menjelang Hari Raya Nyepi, masyarakat Bali menggelar tradisi pertunjukan seni ogoh-ogoh. Ogoh-ogoh merupakan patung raksasa yang dibuat dengan tema mencerminkan situasi sosial, budaya, dan ajaran Hindu. Setiap ogoh-ogoh dirancang berdasarkan keinginan warga setempat dan memiliki beragam wujud mulai dari dewa-dewi Hindu hingga tokoh pewayangan.
Patung ini dibuat dengan rangka bambu yang dilapisi kertas, melambangkan roh-roh jahat dalam prosesi menjelang Nyepi. Proses pembuatan ogoh-ogoh membutuhkan keahlian, kesabaran, dan dedikasi tinggi, bahkan bisa memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Ogoh-ogoh memiliki ukuran besar, biasanya mencapai 4-5 meter.
Proses pembuatan ogoh-ogoh dimulai dengan konsultasi dengan tokoh adat untuk memastikan desain dan nilai spiritualnya sesuai. Bahan-bahan ringan seperti bambu, kertas, dan styrofoam digunakan dalam pembuatan, diberi sentuhan artistik sesuai tema yang diusung. Setelah itu, pembentukan detail dan ekspresi serta pewarnaan dilakukan dengan teliti untuk menciptakan patung yang hidup.
Sebelum diarak, ogoh-ogoh melalui prosesi penyucian yang disebut melaspas untuk membersihkan dari energi negatif. Dengan proses panjang dan berkualitas ini, ogoh-ogoh tidak hanya sebagai simbol seni dan kreativitas, tetapi juga bagian penting dalam ritual keagamaan di Bali yang diwariskan turun-temurun.
