Fakta Fenomena Solstis Bulan Juni: Penjelasan Lengkap

Fenomena solstis yang menandai awal musim panas di belahan Bumi utara akan terjadi pada bulan Juni. Solstis merupakan salah satu fenomena astronomi yang terjadi bersamaan dengan beberapa peristiwa lain seperti konjungsi Bulan dan Venus, okultasi Bulan-Antares, dan hujan meteor Bootid. Observatorium Bosscha di Lembang, Kabupaten Bandung Barat, menginformasikan bahwa solstis Juni akan terjadi pada tanggal 21 Juni mendatang, menandai hari terpanjang dalam setahun di belahan Bumi utara serta dimulainya musim panas di wilayah tersebut.

Pada lintang 23.5° Utara, Matahari akan berada di atas kepala, memengaruhi beberapa negara di wilayah tersebut seperti Aljazair, Mesir, India, Tiongkok, hingga Meksiko. Solstis terjadi saat Matahari melintasi Garis Balik Utara atau Selatan, dengan posisi Matahari tertinggi di langit. Setelah solstis Juni, hari di Belahan Bumi Utara akan mulai berkurang, mencapai puncaknya pada solstis Desember. Selama musim panas, beberapa wilayah di Belahan Bumi Utara mungkin terasa lebih panas meskipun Bumi berada pada titik paling jauh dari Matahari saat itu.

Pada 3 Juli, Bumi akan mencapai titik aphelion, berada pada jarak 152.087.738 km dari Matahari setelah sekitar dua minggu dari solstis Juni. Durasi senja di beberapa wilayah juga dipengaruhi oleh solstis. Sebagai contoh, garis lintang 40 derajat utara akan mengalami senja pagi dan sore selama dua jam, sedangkan pada lintang 50 derajat senja bisa berlangsung sepanjang malam. Namun, menuju ke selatan, durasi senja akan lebih singkat. Semua fenomena ini membuktikan bahwa solstis Juni memiliki dampak yang signifikan pada peningkatan durasi hari, perubahan suhu, dan durasi senja di berbagai wilayah belahan Bumi utara.

Source link