Apa Itu Dark AI: Ancaman Serius Dunia Siber

Teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) terus berkembang pesat saat ini. Namun, selain membawa manfaat, perkembangan AI juga membawa beberapa ancaman. Salah satunya adalah Dark AI yang digunakan sebagai dalang di balik serangan siber canggih di berbagai belahan dunia.

Menurut Kaspersky, perusahaan keamanan siber dari Rusia, Dark AI merujuk pada penerapan model bahasa besar (LLM) lokal atau jarak jauh yang tidak terbatas dalam kerangka kerja atau sistem chatbot. Dark AI ini digunakan untuk tujuan berbahaya, tidak etis, atau tidak sah. Sistem ini beroperasi di luar kendali keamanan dan tata kelola standar, yang membuatnya rentan untuk digunakan dalam penipuan, manipulasi, serangan siber, atau penyalahgunaan data.

Kepala Tim Riset Analisis Global (GReAT) untuk META dan APAC di Kaspersky, Sergey Lozhkin, mengungkap bahwa penggunaan Dark AI yang paling umum saat ini adalah dalam bentuk Black Hat GPT. Model AI ini telah digunakan untuk berbagai aktivitas tidak etis, ilegal, dan berbahaya seperti membuat kode berbahaya, email phishing persuasif, deepfake suara dan video, serta mendukung operasi Red Team.

Selain penggunaan Dark AI yang umum, para ahli Kaspersky juga mencatat tren yang lebih gelap di mana aktor negara memanfaatkan LLM dalam kampanye mereka. OpenAI pun mengungkap bahwa mereka telah menggagalkan lebih dari 20 operasi siber yang menggunakan perangkat AI. Hal ini menunjukkan bahwa AI bisa dimanfaatkan untuk menciptakan persona palsu, merespons target secara real-time, dan menghasilkan konten multibahasa untuk menipu korban.

Karena itu, penting bagi organisasi dan individu di Asia Pasifik untuk memperkuat keamanan siber, berinvestasi dalam deteksi ancaman yang didukung oleh AI, serta terus mempelajari bagaimana teknologi ini dapat dieksploitasi. Seiring dengan kemudahan akses terhadap perangkat dark AI, keamanan siber harus menjadi prioritas yang tidak boleh diabaikan.

Source link

Exit mobile version